Manfaat Pengapuran Pada Tanah

YulianaID Tanah merupakan media tanam atau tempat tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar butir atau agregat.  Serba-serbi susunan tanah terdiri dari tiga fase, yang diantaranya adalah: fase padatan, fase cair dan fase gas. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor peyusun ini. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar terisi udara dan pori berukuran kecil terisi air. Tanah yang gembur memiliki agregat yang cukup besar dengan ukuran yang seimbang.


Masalah Pada Tanaman

Akan tetapi adanya masalah pada tanaman karena tidak dapat menyerap beberapa unsur hara tanah apabila unsur hara tersebut yang masih berbentuk partikel atau unsur atau senyawa terikat erat dengan partikel- partikel tanah. Dalam arti lain menjadi tidak tersedia adanya tingkat kemasaman tanah atau PH tanah. Pada nilai pH tanah terukur akan menunjukan perbandingan konsentrasi antara ion asam dan basa. Nilai pH tanah yang dikehendaki tanaman biasanya berkisar antara 5-7. Sangat berbeda dengan tanaman pangan akan tumbuh dengan baik jika nilai kisaran pH 6-7.

Pada saat nilai konsentrasi pH 6,5-7 biasanya jumlah hara atau unsur kimia yang dibutuhkan pada tanaman akan semakin tersedia dan dapat diserap oleh akar tanaman. Oleh karena itu, perlu adanya usaha dalam menciptakan kondisi tanah atau media tanam dengan penambahan kapur tanah atau kapur pertanian. Kapur ternyata banyak mengandung unsur Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur kedalam tanah pada umumnya karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi pH tanah perlu dinaikan supaya unsur hara mudah diserap tanaman dan tingkat keracunan Al dapat dihindarkan. Harus ada upaya dalam meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam sehingga mendekati nilai pH netral yaitu sekitar pH 6 -7



Faktor Penghambat Produksi Tanaman

Perlu diketahui bahwa salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Salah satu permasalahan yang kerap kali muncul pada lahan pertanian adalah tingkat kemasaman atau pH tanah yang tidak cocok untuk tanaman budidaya menyebabkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman menjadi terhambat . Rendahnya pH tanah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya unsur-unsur tertentu seperti alumunium, besi, dan mangan yang bersifat racun bagi tanaman.Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah.


Beberapa pemicu yang menyebabkan pH tanah menjadi rendah diantaranya adalah:

1. Kondisi dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah, yang pada akhirnya berimplikasi pada terbentuknya tanah asam

2. Terdapatnya unsur alumunium, tembaga, dan besi yang berlebihan

3. Adanya air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena tata letak air atau drainase yang kurang baik

4. Dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalsium dari dalam tanah

Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di ketahui bahwa salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu dilakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah. Pengapuran tanah merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menaikan pH tanah. Bahan kapur untuk pertanian umumnya berupa kalsium karbonat, dan hanya sedikit yang berupa CaO. Dalam ilmu kimia kapur adalah CaO, tetapi dalam bidang pertanian kapur adalah CaO, tetapi dalam bidang pertanian kapur umumnya berupa CaCO3.

Pada proses pengolahan tanah seringkali para petani dianjurkan untuk melakukan pengappuran tanah selain pemupukan serta penggemburan. Pengapuran taah mempunyai fungsi krusial untuk tanah dengan kondisi pH yang tidak sesuai, mirip tanah atau basa akan tetapi di Indonesia seringkali dijumpai tanah yang asam.

Menurut Hue,1992; Yu,1989 beliau berpendapat bahwa selain dari efek bahan organik terhadap pH tanah menyebabkan reaksi pertukaran ligand antara asam-asam organik dengan gugus hidroksil dari besi dan aluminium hidroksida yang membebaskan ion OH-. Disamping itu, elektron yang berasal dari dekomposisi bahan organik dapat menetralkan sejumlah muatan positif yang ada dalam sistem kolid sehingga pH tanah meningkat

Untuk melakukan pengapuran pada lahan harus disertai dengan pemberian bahan organik tanah atau pengembalian sisa panen ke dalam tanah. Oleh karena hal ini sangat penting untuk menghindari pemadatan tanah dan pencucian, serta meningkatkan efek pemupukan, disamping itu juga efek bahan organik tanah atau pengembalian sisa panen kedalam tanah. Hal ini sangat penting untuk menghindari adanya pemadatan tanah dan pencucian, serta dapat meningkatkan saat efek pemupukan. Walaupun pengapuran ini dirasa cukup krusial serta memiliki manfaat, proses tersebut tidak boleh dilakukan secara asal- asalan karena dapat menimbulkan dampak buruk yang berujung fatal. Proses pengapuran harus dilakukan sinkron menggunakan takaran anjuran atau sinkron dengan bertumpu pada kondisi tanah


Manfaat Pengapuran

1. Meningkatkan pH tanah sehingga menjadi netral

2. Menambah unsur-unsur Ca dan Mg dalam tanah sehingga mudah diserap tanaman

3. Menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo

4. Mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al

5. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki pembentukan bintil-bintil akar menjadi lebih baik sehingga penyerapan unsur hara lebih optimal

6. Menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun anorganik meningkatkan populasi dan aktivitas mikro organisme sangat menguntungkan terhadap ketersediaan unnsur hara tanah

7. Membuat tanaman lebih hijau dan segar serta mempercepat pertumbuhan tanaman

8. Meningkatkan produksi dan mutu hasil panen


Pengapuran yang berlebihan menyebabkan beberapa hal yang merugikan antara lain sebagai berikut:

1. Kekurangan besi, mangan, tembaga, dan seng yang diperlukan dalam proses fisiologis tanaman karena Fe, Mg, Cu, Zn terikat erat/ bersenyawa dengan unsur kapur tersebut, sehingga menjadi tidak dapat diserap oleh akar tanaman lagi

2. Tersedianya fosfat (P) menjadi berkurang kembali karena terbentuknya kompleks kalsium fosfat tidak larut

3. Absorpsi/ penyeerapan fosfor oleh tanaman sangat sulit sehingga menyebabkan metabolisme tanaman

4. Pengambilan dan penggunaan boron dapat terhambat

5. Perubahan pH yang melonjak dapat merugikan terhadap aktifitas mikroorganisme tanah dan ketersediaan unsur hara yang tidak seimbang


Cara untuk menghitung kebutuhan kapur

Contoh cara sederhana untuk menentukan kebutuhan kapur adalah dengan meghitung selisih antara pH tanah yang dituju dengan pH tanah aktual yang terukur sebelum pengolahan tanah. Untuk menaikan 1 point pH tanah diperlukan 2 ton (2.000 kg) kapur pertanian per hektar. Sebagai contoh pH tanah aktual suatu lahan menunjukan angka 4.3 sedangkan pH tanah yang diharapkan adalah 6.0 Berikut jumlah kapur ppertanian yang diperlukan untuk menaikkan pH tanah dari 4.3 menjadi 6.0

Jumlah kapur pertanian yang diperlukan

= (6.0 – 4.3) x 2.000 kg = 3.400 kg kapur per hektar

Posting Komentar

0 Komentar